Kejadian di Cikeusik kemarin memancing saya untuk sekedar melakukan blog-walking. Saya jadi penasaran, apa dan bagaimana sebenarnya Ahmadiyah itu. Awalnya saya berpikir ahmadiyah benar-benar aliraan yang “menistakan agama Islam”. Akan tetapi, setelah saya kunjungi beberapa blog pemikiran saya sudah mulai berubah sedikit-demi sedikit.
Dari beberapa sumber yang saya baca, termasuk dari website resmi Jemaat Ahmadiyah Indonesia dan Gerakan Ahmadiyah Indonesia, saya jadi tahu bahwa sebenarnya golongan kiri Islam semacam ini sudah ada sejak dulu, golongan seperti ini bukanlah sebuah macam golongan baru yang katanya menisakan islam.
Untuk lebih jelasnya, mari saya berbagi informasi tentang Ahmadiyah dulu. Ahmadiyyah atau sering pula ditulis Ahmadiyah, adalah sebuah gerakan keagamaan Islam yang didirikan oleh Mirza Ghulam Ahmad (1835-1908) pada tahun 1889, di sebuah kota kecil yang bernama Qadian di negara bagian Punjab, India. Mirza Ghulam Ahmad mengaku sebagai Mujaddid, al Masih dan al Mahdi.
Para pengikut Ahmadiyah, yang disebut sebagai Ahmadi atau Muslim Ahmadi, terbagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama ialah "Ahmadiyya Muslim Jama'at" (atau Ahmadiyah Qadian). Pengikut kelompok ini di Indonesia membentuk organisasi bernama Jemaat Ahmadiyah Indonesia. Kelompok kedua ialah "Ahmadiyya Anjuman Isha'at-e-Islam Lahore" (atau Ahmadiyah Lahore). Di Indonesia, pengikut kelompok ini membentuk organisasi bernama Gerakan Ahmadiyah Indonesia.
Kedua kelompok ini memiliki pemahaman yang sangat berbeda antara yang satu dengan yang lain. Ahmadiyah Qadian percaya bahwa HM Ghulam Ahmad bukan hanya seorang mujaddid (pembaharu), Almasih atau Almahdi, tapi justru dia juga adalah seorang Nabi. Dan kelompok ini juga percaya bahwa kitab tadzkirah adalah kitab suci mereka yang diwahyukan Tuhan kepada sang nabi.
Akan tetapi sebaliknya, kelompok Ahmadiyah Lahore tidak mengakui bahwa HM Ghulam Ahmad adalah nabi baru yang dating setelah Nabi Muhammad, dan kelompok ini masih berpegang teguh bahwa Nabi Muhammad SAW adalah nabi terakhir, pamungkas para Nabi. Tidak akan ada nabi lain setelah wafatnya Nabi Muhammad. Kelompok ini hanya percaya bahwa HM Ghulam Ahmad hanya seorang mujaddid abad 14 dan juga almasih atau almahdi.
Dari sini saya melihat sebenarnya ahmadiyah tidak jauh beda dengan kelompok islam lain, seperti syi’ah misalnya yang sebagian pengikutnya percaya bahwa Ali hanyalah sahabat Nabi, sedangkan sebagian lainnya bahkan menuhankan Ali ra. Atau juga tidak jauh berbeda dengan NU dan Muhammadiyah yang ada di Indonesia.
Kelompok Ahmadiyah adalah bagian lain dari cerita perjuangan Islam, entah dianggap sebagai penghalang atau sebagai pendukung. Ia menjadi berbeda karena memiliki argumen yang berbeda, sebagaimana kelompok-kelompok islam lain yang saling beda argumen.
Dari sini saya kira, tidak ada alasan untuk saling menjatuhkan apalagi "menghancurkan". kalau memang kita beranggapan mereka sesat, maka bukan kekerasan jalan meluruskannya, justru kekerasan hanya akan menjadikan mereka semakin bengkok. satu hal yang patut kita ingat bersama bahwa "jalan menuju kebenaran haruslah benar pula".
wallahuwa'lam..