Ujian Nasional untuk SMA sudah dimulai sejak kemarin. Dan hari ini, materi
Bahasa Inggris akan diujikan. Serentak di seluruh Indonesia, semua siswa siswi
SMA dan sederajat berjuang memberikan kemampuan terbaik mereka menjawab pertanyaan
pertanyaan yang ada. Ujian Nasional ini adalah satu satunya ujian yang paling
menakutkan bagi semua siswa, karena disinilah penentuan keberlanjutan studi
mereka.
Saya, sebagai salah seorang yang sedang belajar menyelami dunia pendidikan Bahasa Inggris khususnya, memiliki beberapa pertanyaan di benak saya tentang ujian ini. Mengingat kalau saya lihat, soal soal yang ada adalah sama antara soal soal untuk sekolah sekolah di kota atau di desa, sekolah yang bagus atau sekolah yang tidak bagus, meskipun sekarang bentuk pertanyaannya berbeda.
Kalau kita kembali pada teori language testing, salah satu ciri ciri tes yang baik adalah test yang mengetes apa yang seharusnya di teskan, a good test should test what should be tested. Apa yang seharusnya di tes? Yang seharusnya dites adalah apa apa yang sudah pernah diajarkan. Kalau dalam kelas bahasa inggris kita mengajarkan past perfect continuous tense, maka yang seharusnya kita test, salah satunya adalah tentang past perfect continuous tense ini, bukan yang lain. Kalau dalam kelas bahasa inggris kita tidak mengajarkan tentang future perfect tense, maka tidak sah tesnya kalau mengetes materi future perfect tense.
Dari prinsip tes diatas, UN untuk bahasa inggiris harus dipertanyakan. Pertama, walaupun tes ini memiliki validitas dan reliabilitas yang bagus, kemampuan bahasa seseorang tidak bisa diukur dari satu dua aspek saja. Ada banyak aspek yang harus dipertimbangkan. Dalam pembelajaran sebuah bahasa, komponen pokok yang harus dimiliki pertama kali adalah seorang siswa adalah kosa kata bahasa target. Tanpa kosa kata, sepintar apapun siswa itu, dia tidak akan bisa berkomunikasi dalam bahasa target sedikitpun. Nah, seperti yang kita tahu, soal soal yang ada dalam tes bahasa inggris ini general contentnya sama, dan kosa kata yang diujikan sama untuk semua sekolah. Padalah, antara sekolah yang satu dengan sekolah yang lain belum tentu mengajarkan kosa kata yang sama.
Bukankah ada SK KD? Setahu saya, tidak ada SK KD yang menuntuk guru mengajarkan kosa kata tertentu. Lebih lebih, kurikulum yang kita pakai saat ini adalah KTSP, sebuah kurikulum yang memungkinkan sekolah sekolah untuk mengembangkan materi ajar mereka sendiri, yang disesuaikan dengan latar belakang sekolah dan siswanya. Maka dari sini, sangat besar kemungkinan, kalau sungkan bilang pasti, antara sekolah yang ada di kota dengan sekolah yang ada di desa mengajarkan kosa kata yang berbeda. Dan begitupun dengan soal soal bahasa inggirs, sangat besar kemungkinan, banyak sekolah yang tidak mengajarkan kosa kata yang ada di dalamnya. Maka, kalau kosa kata yang ada di ujian tidak diajarkan, artinya tes ini mengetes apa yang seharusnya tdak diteskan, apakah ini adalah tes yang baik?
Selain itu, perlu di ingat juga, setiap jenjang pendidikan memiliki tujuan tersendiri ntuk pelajaran bahasa inggris. Salah satunya adalah untuk tingkat SMP, tujuan utamanya adalah siswa mendapatkan kemampuan literasi tingkat fuctional. Gampangnya, siswa diharapkan bisa menggunakan kemampuan bahasa inggrisnya untuk kebutuhan sehari hari. Maka, apakah tes ini sudah menunjukkan tujuan untuk mengukur apakahb terpenuhi atau tidak target akhir pelajaran bahasa inggris di SMP? apakah tes ini menunjukkan tujuan untuk mengukur apakah siswa SMP sudah bisa atau tidak menggunakan bahasa mereka untuk kebutuhan sehari hari mereka? Mungkin dalam satu sisi ya, tes ini bisa mengukur kemmapuan siswa dalam menggunakan bahasa inggris mereka dalam kehidupan sehari hari, tapi hanya dalam ranah reading skill saja. Bagaimana dengan kemampuan speakingnya? Padahal, tujuan utama pembelajaran bahasa adalah bagaimana bisa berkomunikasi dalam bahasa target. Dan kembali pada pemasalahan di pertanyaan pertama, apakah baik mengetes kemampuan reading mereka sedangkan kosa kata materi reading itu tidak pernah dipelajari para siswa?
Ini hanya analisis sederhana saya saja yang notabene masih belum menguasai dunia language testing, sehingga dari dulu saya selalu berusaha meyakinkan diri saya bahwa UN ini bagus, karena saya yakin dirancang oleh orang orang yang bagus pula. Meskipun sampai saat ini, tetap saja saya tidak bisa menerima, jika UN ini dikatakan bagus.
Salam.
No comments:
Post a Comment